Merangkai peristiwa di awal tahun mengenai konflik di Natuna, Indonesia memang perlu mengantisipasi berbagia kepentingan yang ada di Pasifik. Posisi Indonesia yang sangat strategis,membuat Indonesia tidak bisa lari dari berbagi imbas konflik politik,ekonomi dan berbagai permasalahan global yang terjadi di dunia. Tetapi posisi Indonesia yang strategis tersebut,tidak bisa juga dijadikan sebagai ancaman melainkan bergaining posisition bagi Negara untuk tegas terhadap penegakan kedaulatan. Sebagai penegasan,izinkan saya meminjam bahasa Jawaharlah Nehru bahwa saat ini kita tidak sedang ingin memintal tetapi kita sedang ingin perang. Tetapi, Era Manusia yang berkembang, sekarang ini tidak cocok lagi, menanggapi perang sebagai konflik antara manusia dan manusia,atau antara moncong sejata,,Kita lagi-lagi telah memasuki era intelegensia. Masa duet antara intelensia manusia dan dengan intelegensia buatan,bahasa kerennya kita memasuki era perang bermata dua. Mengutip berita onli
Ratulangi sebagai gubernur terpilih pertama pada masa awal kemerdekaan Indonesia hanya bisa menjabat sebagai gubernur aktif Sulawesi selama tujuh bulan. Sebagai gubernur terpilih, Ratulangi dipaksa menerima kehidupan penjara dan pengasingan pasca ditangkap oleh NICA. Penangkapan yang terlalu dini baginya membuat Ratulangi tidak bisa melakukan banyak gerakan hingga dirinya meninggal jelang beberapa bulan Konfrensi Meja Bundar berlangsung. Meski demikian Ratulangi telah berhasil menularkan semangat nasionalisme dan kemerdekaan bagi rakyat di Papua. Ratulangi melalui manifesto politiknya, mengharamkan Irian terlepas dari Indonesia. Manifesto politiknya tersebut menggaung di telinga Soekarno, hingga menjadi amanat bagi para delegator Indonesia dalam memperjuangan kemerdekaan baik secara de facto dan de jure di hadapan mahkamah internasional di Belanda. Banyak hal yang telah ditintakan Ratulangi dalam perjalanan mengantar Indonesia ke gerbang kemerdekaannya. Karya-karyanya dapat d