Merangkai peristiwa di awal tahun mengenai konflik di Natuna, Indonesia memang perlu mengantisipasi berbagia kepentingan yang ada di Pasifik. Posisi Indonesia yang sangat strategis,membuat Indonesia tidak bisa lari dari berbagi imbas konflik politik,ekonomi dan berbagai permasalahan global yang terjadi di dunia. Tetapi posisi Indonesia yang strategis tersebut,tidak bisa juga dijadikan sebagai ancaman melainkan bergaining posisition bagi Negara untuk tegas terhadap penegakan kedaulatan. Sebagai penegasan,izinkan saya meminjam bahasa Jawaharlah Nehru bahwa saat ini kita tidak sedang ingin memintal tetapi kita sedang ingin perang.
Tetapi, Era Manusia yang berkembang, sekarang ini tidak cocok lagi, menanggapi perang sebagai konflik antara manusia dan manusia,atau antara moncong sejata,,Kita lagi-lagi telah memasuki era intelegensia. Masa duet antara intelensia manusia dan dengan intelegensia buatan,bahasa kerennya kita memasuki era perang bermata dua. Mengutip berita online warta ekonomi ,,Indonesia pada tahun 2018 telah menjadi negara ke-6 yang terkena dampak ICS (Internet Control System),, lalu siapkah kita menghadapinya??
so tetap stay cool,tapi pikiran tetap lihai hati-hati. Jangan latah.
Sebagai pengingat,, dalam berbagai catatan sejarah,Indonesia memiliki rangkaian tinggalan pena sebagai Negara yang pull of harmony,, mencintai kedamaaian,Masyarakat Indonesia punya catatan sejarah sebagai negeri yang ramah dan penyayang,,Tapi Indonesia juga punya cacatan sejarah sebagai negeri yang garang.
Jadi,,ini perang namanya Perang ke-HATI-HATi-an . (A.L.E.)
Komentar
Posting Komentar