Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 29, 2016

Sinjai, Kota Panrita Kitta

Sinjai Bersatu, bersih,elok,rapi,sehat,aman,tekun dan unggul. Demikian visi dari sebuah daerah dengan luas wilayah ± 800 km2 yang terlingkup dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Terletak di pantai Timur bagian Selatan Kota Makassar. Dahulu menjadi lingkar pusat pertemuan dua kekuatan antara kerajaan Gowa dan Bone. Letaknya yang strategis membuat daerah ini memiliki potensi agraris dan maritim. Bagian Selatan dan Barat merupakan daerah dengan suhu udara yang dingin, karena letaknya berada diketinggian dekat gunung, sedangkan daerah utara yang berbatasan dengan laut, memiliki potensi kekayaan ikan yang besar dengan cuaca yang cukup panas. Sinjai memiliki dua jalur perhubungan yakni darat dan laut.   Jalur darat bisa ditempuh dengan tiga cara yakni melalui jalur selatan melewati Bulukumba, jalur utara melewati Bone, dan Barat atau Tengah ditempuh dari Gowa–Malino menyisir kota Manipi. Untuk mencapai kota Sinjai dari Makassar, melalui jalur darat bisa ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Sementara

Jangan karena perempuan,budaya disalahkan.

Mereka adalah orang-orang cerdas, pintar, yang datang kepada kami untuk mengajari kami tentang peradaban yang mulia. Mereka datang dan menganggap kami bodoh, dan tidak berbudaya, karena pakaian kami yang hanya menutupi kemaluan dan bagian yang menonjol di tubuh kami. Mereka datang, karena melihat kami yang baru 15 tahun menggendong seorang bayi yang masih berbau ketuban di kebun. Mereka datang mengajari kami tentang kesehatan reproduksi, karena melihat kami menggali lobang di hutan, untuk melahirkan anak sendiri tanpa bantuan bidan, hanya berbekal sebilah bambu. Iya mereka datang karena mereka menganggap kami punya kebudayaan yang salah, karena setiap lelaki yang bukan suami kami datang menolong dan melihat kemaluan kami akan didenda oleh ketua adat. Mereka datang, saat kami berjuang di antara nafas terakhir kami. Iya mereka datang, karena ingin melindungi kami yang katanya menjadi korban pernikahan anak. Inilah yang terjadi pada kami, dimana sekolah-sekolah tak ada di sekitar kam

Sejarah Minyak Gosok Cap Tawon

Hei ini TawonKu,,,kamu?? Hmm,,waktu kuliah S1 dulu aku punya seorang teman laki-laki yang sangat suka membawa minyak gosok cap tawon. Kemana-mana ia selalu membawa minyak ini di tasnya maupun menentengnya pada saat diskusi, rapat dengan teman-teman di HMJ ataupun dalam perjalanan study tour. Olehnya itu, teman-teman menjulukinya “Asri minyak gosok”. Bayangin aja man, minyak gosok ini udah kayak parfum buat dia!!. Namun sayangnya, setelah kisah kasihnya kandas dengan salah satu junior di kampus. Ia tidak lagi membawa minyak ini kemana-mana, mungkin karena minyak gosok cap tawon ini tidak berkhasiat mengobati sakit hatinya, Hehehe…… Okeyy, cukup ya untuk kisah Asri dan Tawonnya. Sekarang aku ingin mengantar teman-teman ke masa lalu. Nah,dahulu dan sekarang Nusantara ini sangat kaya akan sumber daya alam terutama rempah-rempahnya. Tidak asing lagi jika di Indonesia ditemukan banyak macam-macam minyak gosok yang mewarnai pasar industri. Mulai dari minyak kayu putih,minyak telon,