Mengunjungi Pulau Lanjukang adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Berangkat dari Penyeberangan Tradisional Paotere, dengan kapal Jolloro ke Pulau Lanjukang menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam. Setiba disana, perjalanan panjang itu membuat kami terkesima dengan suguhan keindahan Pulau dan Alam Lanjukang yang sangat indah. Pulau ini, dilingkupi lautan berwarna zamrud, biru indah berkilau. Bertahta pasir putih, dengan hiasan pohon pinus, ketapang, kelapa hijau, dan pisang. Lanjukang, menjadi pulau yang selalu dirindukan untuk pulang. Ada yang membuat saya takut, jika keindahan ini dirusak oleh kurangnya pemahaman wisatawan maupun masyarakat dalam mendaur ulang atau memusnahkan sampah plastik. Sampah yang dibawa oleh wisatawan atau dagangan warga setempat untuk ditukar dengan beras atau air bersih. Keindahan Pulau Lanjukang ini yang saya sebut mata air kehidupan mereka. Karena keindahan ini, pulau ini menjadi tempat beristirahat bagi para nelayan atau pelancong. Tempat menunggu, menyempurnakan energi untuk perjalanan selanjutnya.
Anak-anak masa depan Pulau Lanjukang
Siapapun yang kembali ke Pulau ini, bawalah oleh oleh yang baik dan sehat untuk mereka dan alam disana. Anak-anak dan masyarakat pulau membutuhkan fasilitas listrik, fasilitas belajar, fasilitas penyulingan air bersih, fasilitas pengolahan sampah, dan keterampilan yang bisa menjadi buah tangan bagi wisatawan. Jikalau kita pintar, tentulah kita peduli dengan lingkungan dan kehidupan mereka. Karena kita manusia pintar, tentulah sikap kita akan lebih baik daripada dengan makhluk lainnya. Menjaga Lanjukang, berarti menyelamatkan kehidupan, menyelamatkan mata air dan pesona pulau terluar Makassar. (Andi Malebbi)
Komentar
Posting Komentar