Langsung ke konten utama

Postingan

Chapter Review K.N Chaudhuri, Trade and Civilisation in The Indian Ocean : An Economic History from The Rise of Islam to 1750, (Cambridge : Cambridge University Press, 1989)

  Bab 1 ini dari karya K.N. Chauduri ini, penelitiannya ini memfokuskan pada kebudayaan dan peran perdagangan ekonomi dalam jangka waktu yang panjang ketika teknologi belum berhasil   sepenuhnya mengubah struktur sosial dan keadaan   di Asia dan Eropa. Ia membahas beberapa hal kronologis mendasar di Samudera Hindia selama satu milenium tahun, kesatuan dan keragaman Samudera Hindia, hubungan antara waktu yang acak, peristiwa dengan stasioner waktu dan terutama peran perdagangan jarak jauh dalam proses integrasi ekonomi, budaya dan sosial. Secara garis besar setidaknya ada sebelas poin penting yang diuraikan olehnya dalam bab 1 ini. Antara lain uraian singkat tentang keadaan atau situasi pada periode tersebut; jalur-jalur perdagangan; negara, hukum dan lainnya; kekuatan laut; model jalur perdagangan jarak jauh; fungsi dan dampak dari perdagangan sebelum memasuki abad modern; peran budaya dalam perdagangan, kesatuan dan perbedaan yang ada di laut Hindia, identitas budaya; kelaparan, peran
Postingan terbaru

Mata Air di Pulau Lanjukang, Pesona Pulau Terluar Makassar

Mengunjungi Pulau Lanjukang adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Berangkat dari Penyeberangan Tradisional Paotere, dengan kapal Jolloro ke Pulau Lanjukang menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam. Setiba disana, perjalanan panjang itu membuat kami terkesima dengan suguhan keindahan Pulau dan Alam Lanjukang yang sangat indah. Pulau ini, dilingkupi lautan berwarna zamrud, biru indah berkilau. Bertahta pasir putih, dengan hiasan pohon pinus, ketapang, kelapa hijau, dan pisang. Lanjukang, menjadi pulau yang selalu dirindukan untuk pulang. Ada yang membuat saya takut, jika keindahan ini dirusak oleh kurangnya pemahaman wisatawan maupun masyarakat dalam mendaur ulang atau memusnahkan sampah plastik. Sampah yang dibawa oleh wisatawan atau dagangan warga setempat untuk ditukar dengan beras atau air bersih. Keindahan Pulau Lanjukang ini yang saya sebut mata air kehidupan mereka. Karena keindahan ini, pulau ini menjadi tempat beristirahat bagi para nelayan atau pelancong. Te

Indonesia Energy of The World

Merangkai peristiwa di awal tahun mengenai konflik di Natuna, Indonesia memang perlu mengantisipasi berbagia kepentingan yang ada di Pasifik. Posisi Indonesia yang sangat strategis,membuat Indonesia tidak bisa lari dari berbagi imbas konflik politik,ekonomi dan berbagai permasalahan global yang terjadi di dunia. Tetapi posisi Indonesia yang strategis tersebut,tidak bisa juga dijadikan sebagai ancaman melainkan bergaining posisition bagi Negara untuk tegas terhadap penegakan kedaulatan. Sebagai penegasan,izinkan saya meminjam bahasa Jawaharlah Nehru bahwa saat ini kita tidak sedang ingin memintal tetapi kita sedang ingin perang. Tetapi, Era Manusia yang berkembang, sekarang ini tidak cocok lagi, menanggapi perang sebagai konflik antara manusia dan manusia,atau antara moncong sejata,,Kita lagi-lagi telah memasuki era intelegensia. Masa duet antara intelensia manusia dan dengan intelegensia buatan,bahasa kerennya kita memasuki era perang bermata dua. Mengutip berita onli

G.S.S.J. Ratulangi, Gubernur di Pengasingan.

Ratulangi sebagai gubernur terpilih pertama pada masa awal kemerdekaan Indonesia hanya bisa menjabat sebagai gubernur aktif Sulawesi selama tujuh bulan. Sebagai gubernur terpilih, Ratulangi dipaksa menerima kehidupan penjara dan pengasingan pasca ditangkap oleh NICA. Penangkapan yang terlalu dini baginya membuat Ratulangi tidak bisa melakukan banyak gerakan hingga dirinya meninggal jelang beberapa bulan Konfrensi Meja Bundar berlangsung. Meski demikian Ratulangi telah berhasil menularkan semangat nasionalisme dan kemerdekaan bagi rakyat di Papua. Ratulangi melalui manifesto politiknya, mengharamkan Irian terlepas dari Indonesia. Manifesto politiknya tersebut menggaung di telinga Soekarno, hingga menjadi amanat bagi para delegator Indonesia dalam memperjuangan kemerdekaan baik secara de facto dan de jure di hadapan mahkamah internasional di Belanda. Banyak hal yang telah ditintakan Ratulangi dalam perjalanan mengantar Indonesia ke gerbang kemerdekaannya. Karya-karyanya dapat d

Hukum Adat di Sulawesi Selatan

Warisan hukum yang tertua di Indonesia adalah hukum adat , maka di Sulawesi Selatan inipun dikenal satu sistem adat yang disebut sistem pangngaderreng atau pangngadakkang . Sistem ini mengatur mereka hampir di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari  adat-istiadat, politik, agama, sosial dan hukum. Sistem pangngaderreng ( pangngadakkang ) ini mengakar dalam hati tiap orang karena terlahir dari proses budaya yang panjang. Olehnya dalam penerapannya masyarakat menjalankannya karena kesadaran yang hadir dalam diri mereka, bukan karena suatu kewajiban atau paksaan. Orang Bugis-Makassar menaati aturan-aturan ini dan yang melanggarnya akan mendapat hukuman. Hukuman yang diberikanpun berbagai macam, ada yang mendapatkan semacam hukuman fisik dan moral sesuai dengan tingkat pelanggaran mereka terhadap pangngaderreng. Ketaatan mereka terhadap panggaderreng dilandaskan pada siri na passé yang mereka pegang kokoh. Siri ini merupakan suatu perasaan malu yang sangat besar, yang mendorong ses

Sinjai, Kota Panrita Kitta

Sinjai Bersatu, bersih,elok,rapi,sehat,aman,tekun dan unggul. Demikian visi dari sebuah daerah dengan luas wilayah ± 800 km2 yang terlingkup dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Terletak di pantai Timur bagian Selatan Kota Makassar. Dahulu menjadi lingkar pusat pertemuan dua kekuatan antara kerajaan Gowa dan Bone. Letaknya yang strategis membuat daerah ini memiliki potensi agraris dan maritim. Bagian Selatan dan Barat merupakan daerah dengan suhu udara yang dingin, karena letaknya berada diketinggian dekat gunung, sedangkan daerah utara yang berbatasan dengan laut, memiliki potensi kekayaan ikan yang besar dengan cuaca yang cukup panas. Sinjai memiliki dua jalur perhubungan yakni darat dan laut.   Jalur darat bisa ditempuh dengan tiga cara yakni melalui jalur selatan melewati Bulukumba, jalur utara melewati Bone, dan Barat atau Tengah ditempuh dari Gowa–Malino menyisir kota Manipi. Untuk mencapai kota Sinjai dari Makassar, melalui jalur darat bisa ditempuh dalam waktu 4-5 jam. Sementara

Jangan karena perempuan,budaya disalahkan.

Mereka adalah orang-orang cerdas, pintar, yang datang kepada kami untuk mengajari kami tentang peradaban yang mulia. Mereka datang dan menganggap kami bodoh, dan tidak berbudaya, karena pakaian kami yang hanya menutupi kemaluan dan bagian yang menonjol di tubuh kami. Mereka datang, karena melihat kami yang baru 15 tahun menggendong seorang bayi yang masih berbau ketuban di kebun. Mereka datang mengajari kami tentang kesehatan reproduksi, karena melihat kami menggali lobang di hutan, untuk melahirkan anak sendiri tanpa bantuan bidan, hanya berbekal sebilah bambu. Iya mereka datang karena mereka menganggap kami punya kebudayaan yang salah, karena setiap lelaki yang bukan suami kami datang menolong dan melihat kemaluan kami akan didenda oleh ketua adat. Mereka datang, saat kami berjuang di antara nafas terakhir kami. Iya mereka datang, karena ingin melindungi kami yang katanya menjadi korban pernikahan anak. Inilah yang terjadi pada kami, dimana sekolah-sekolah tak ada di sekitar kam